Page Nav

HIDE

Ads Place 30 OKT 2024 - 28 NOV 2024

Graham Arnold dan Tekanan di Jeddah: “Semua Beban Ada pada Arab Saudi”

Graham Arnold dan Tekanan di Jeddah: “Semua Beban Ada pada Arab Saudi” Berita24.com -  Menjelang laga hidup-mati Kualifikasi Piala Dunia 2...

Graham Arnold dan Tekanan di Jeddah: “Semua Beban Ada pada Arab Saudi”

Berita24.com
Menjelang laga hidup-mati Kualifikasi Piala Dunia 2026, pelatih Irak Graham Arnold menegaskan timnya datang tanpa beban — dan siap menantang tekanan besar yang menunggu di tanah Arab. Di Jeddah, malam akan menjadi saksi duel penuh gengsi. Stadion King Abdullah Sport City akan bergetar ketika Irak dan Arab Saudi berhadapan dalam laga penentuan Grup B Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Rabu (15/10) dini hari. Namun bagi Graham Arnold, pelatih kepala Irak, atmosfer panas dan tekanan publik justru bukan milik timnya.

“Saya pikir tekanan lebih besar ada pada Saudi,” ucap Arnold dengan nada tenang, dikutip dari laman resmi AFC. “Mereka punya dua cara untuk lolos — seri atau menang. Kami hanya punya satu, yaitu menang. Jadi fokus kami sederhana: bermain dan berjuang keras.”

Ucapannya terdengar seperti strategi psikologis klasik — mengalihkan beban dari pundak tim sendiri ke lawan yang bermain di kandang. Namun di balik itu, terselip keyakinan yang tumbuh di tubuh tim berjuluk Singa Mesopotamia. Irak kini tengah berada di jalur untuk mewujudkan mimpi lama: kembali tampil di Piala Dunia setelah penantian hampir empat dekade sejak edisi 1986 di Meksiko.

Arnold bukan sosok asing bagi tekanan semacam ini. Sebelum menangani Irak, ia pernah menuntun Australia menembus Piala Dunia 2022 di Qatar dan bahkan membawa Socceroos melangkah hingga babak 16 besar. Pengalaman itulah yang kini ia bawa ke tim Irak — semangat kolektif, kepercayaan diri, dan rasa lapar untuk membuktikan sesuatu.

“Pertandingan ini sangat spesial, dan saya sangat antusias,” ujarnya. “Kami tahu Saudi akan mendapat dukungan besar, tekanan dari media, bahkan dari FIFA. Tapi justru di situ letak keindahan sepak bola — ketika tekanan bukan milikmu.”

Namun perjalanan Irak tak sepenuhnya mulus. Mereka kemungkinan masih tanpa mesin gol utama, Aymen Hussein, yang absen saat menang tipis 1–0 atas Indonesia pada laga sebelumnya. Bek tangguh Zaid Tahseen juga harus menepi akibat skorsing kartu merah di menit akhir pertandingan itu.

Kondisi ini membuat Arnold harus mengandalkan kedalaman skuad dan mental baja yang ia bangun selama masa kepelatihannya. Di balik wajah seriusnya, Arnold tampak menikmati peran sebagai underdog — tim yang datang dengan sedikit ekspektasi, tapi penuh keyakinan.

Malam di Jeddah akan menjadi ujian terakhir fase ini. Bagi Arab Saudi, laga ini adalah tentang menjaga kehormatan di rumah sendiri. Bagi Irak dan Graham Arnold, ini adalah kesempatan menulis ulang sejarah. Dan jika ada satu hal yang pasti dari sepak bola, kadang tim yang datang tanpa beban justru yang paling berbahaya.



Ads Place