Samurai Menaklukkan Samba: Malam Saat Jepang Mengubah Sejarah Sepak Bola Dunia Berita24.com - Di bawah sorotan lampu Stadion Ajinomoto, Ch...
| Samurai Menaklukkan Samba: Malam Saat Jepang Mengubah Sejarah Sepak Bola Dunia |
Berita24.com - Di bawah sorotan lampu Stadion Ajinomoto, Chofu, Selasa (14/10/2025) malam, sejarah ditulis oleh sebelas samurai. Jepang, tim yang selama puluhan tahun hanya bisa menunduk hormat pada sepak bola Brasil, akhirnya berdiri tegak. Skor 3–2 untuk kemenangan Jepang bukan sekadar angka di papan skor — ia adalah simbol kebanggaan, ketekunan, dan keberanian melawan mitos yang seolah tak bisa disentuh.
Brasil datang dengan kepercayaan diri tinggi. Bagaimana tidak? Beberapa hari sebelumnya, pasukan Carlo Ancelotti menghancurkan Korea Selatan 5–0 di Seoul. Mereka menurunkan barisan terbaik: Casemiro di tengah, Martinelli dan Vinicius di sayap, serta Paqueta yang menjadi motor serangan. Semuanya berjalan sesuai rencana di babak pertama — Paulo Henrique membuka keunggulan dengan tembakan trivela indah menit ke-26, lalu Gabriel Martinelli menggandakan skor enam menit berselang. Permainan Brasil terasa seperti orkestra samba yang rapi, cepat, dan mematikan.
Namun, babak kedua menjadi panggung bagi Jepang untuk membalikkan takdir. Pelatih Hajime Moriyasu tampak mengubah pendekatan: lebih berani menekan, lebih cepat dalam transisi, dan lebih percaya pada kreativitas pemain muda seperti Keito Nakamura dan Ayase Ueda.
Petaka bagi Brasil dimulai dari satu momen kecil — sebuah sapuan yang tak sempurna dari bek Fabricio Bruno. Bola itu justru jatuh di kaki Takumi Minamino, yang tanpa ragu menaklukkan Hugo Souza di menit ke-52. Stadion bergemuruh, dan Jepang menemukan harapan.
Hanya sepuluh menit berselang, Keito Nakamura menambah luka Brasil. Bola pantul di dalam kotak penalti disambar keras ke gawang, membuat skor imbang 2–2. Di sisi lain lapangan, wajah-wajah pemain Brasil tampak kehilangan arah. Pergantian pemain yang dilakukan Ancelotti tak mengubah banyak. Irama samba berubah menjadi nada sumbang.
Dan akhirnya, pada menit ke-71, malam itu menjadi milik Jepang sepenuhnya. Dari sepak pojok Junya Ito, Ayase Ueda meloncat paling tinggi dan menanduk bola dengan sempurna. Hugo Souza terdiam, bola bersarang di pojok gawang. 3–2 untuk Jepang — sebuah gol yang menyalakan sejarah.
Peluit panjang berbunyi, dan para pemain Jepang saling berpelukan, sebagian tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Untuk pertama kalinya dalam 14 pertemuan, Brasil tumbang di tangan Jepang. Dari 11 kekalahan dan dua hasil imbang sebelumnya, kini Jepang menulis bab baru: kemenangan pertama atas tim yang mereka kagumi selama puluhan tahun.
Di konferensi pers usai laga, Moriyasu hanya tersenyum tipis. “Kami tidak hanya bermain melawan Brasil,” katanya. “Kami bermain melawan batas kami sendiri.”
Malam di Ajinomoto mungkin akan berlalu, tetapi bagi sepak bola Jepang — dan Asia — kemenangan itu akan dikenang lama. Sebuah kisah di mana samurai akhirnya menaklukkan samba.