Berita 24 Indonesia - Jauh sebelum sprinter legendaris Amerika Tommie Smith dan John Carlos di Olimpiade 1968, Sohn Kee Chung pahlawan ke...
Tepatnya pada Olimpiade Berlin 1936, Sohn Kee-chung merayakan medali emasnya dengan berdiri seraya kepala digantung
sembari menyembunyikan bendera matahari terbit dengan tanaman laurel didadanya
saat lagu kebangsaan Jepang diputar untuk menghormati kemenangannya.
Dalam otobiografinya, Sohn khawatir kemenangannya
akan memicu pemberontakan di antara etnis Korea dibawah pemerintahan Jepang saat
itu dari tahun 1910-1945. Penyesalan terbesar Sohn dalam hidupnya adalah ketika
menggunakan statusnya untuk merekrut pemuda Korea dengan memulai perang.
Namun kini Sohn mendedikasikan hidupnya untuk
mempromosikan perdamaian melalui olahraga dengan ajang seperti Olimpiade. Putranya
Sohn Chung-In mengatakan bahwa ayahnya tidak lagi memendam rasa kebencian
terhadap mantan penindasnya yang dilakukan bertahun-tahun lalu.
“Yang dia harapkan adalah agar kedua belah
pihak mengenali apa yang terjadi di masa lalu sehingga kami tidak mengulanginya
dan sebaliknya untuk melihat ke masa depan.” Kata Chung-In.
Sohn sangat gembira ketika mendengar Jepang dan
Korea Selatan menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2002. Ia berhasil dalam
membangun hubungan bilateral Jepang dan Korea Selatan dalam jalur olahraga.
“Ayah meminta saya untuk membantu membuat acara sukses. Masa lalu dapat ditinggalkan di masa lalu untuk awal yang
baru,” kata Chung-in. Sohn kemudian meninggal dunia beberapa bulan setelah kejadian
itu.
“Ayah saya mengatakan bahwa dalam perang, Anda menang
atau kalah jika sebuah peluru mengenai Anda, Anda akan mati. Tetapi dalam
olahraga, bahkan jika Anda kalah, Anda masih bisa berteman.” Tutup Chung-in.
Sumber: Reuters, Chang Ran-Kim
Tags: Olimpiade Tokyo 2020, Olimpiade Berlin 1936, Olimpiade Indonesia.