Page Nav

HIDE

Responsive Ads

“Jangan Jadi Dosen Kalau Gak Kuat Mental!”: Buku Brutal tentang Dunia Pendidikan yang Nyata

Berita24.com - Menjadi dosen sering dibayangkan sebagai profesi mulia: mengajar, meneliti, dan mengabdi. Tapi siapa sangka di balik jabata...


Berita24.com
- Menjadi dosen sering dibayangkan sebagai profesi mulia: mengajar, meneliti, dan mengabdi. Tapi siapa sangka di balik jabatan itu tersimpan dunia yang kompleks, penuh tekanan, dan kadang jauh dari apa yang dibayangkan publik. Ebook “Jangan Jadi Dosen Kalau Gak Kuat Mental!” membongkar sisi gelap dari dunia akademik, bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk menyuarakan realitas yang selama ini dibungkam oleh formalitas.

Ditulis dengan gaya jujur, satir, tapi tetap menyentuh, buku ini adalah survival manual bagi para dosen muda, calon akademisi, atau siapa pun yang ingin paham bagaimana sebenarnya dunia pendidikan tinggi berjalan — lengkap dengan absurditas, kelelahan, dan harapan kecil yang tetap menyala. Surga Ilmu atau Neraka Administrasi? Pembaca diajak melihat realitas bahwa menjadi dosen bukan hanya soal mengajar dan meneliti, tapi juga soal mengisi form, upload dokumen, dan mengejar target yang tampaknya dibuat bukan untuk dilaksanakan, tapi untuk bikin stres. “Tri Dharma” yang terdengar mulia, dalam praktiknya sering berubah jadi beban administratif tanpa akhir. Sistem pelaporan seperti SISTER justru menambah tekanan, bukan menyederhanakan kerja. Di tengah semua ini, dosen dituntut jadi superhero — bekerja dari ruang kuliah hingga grup WhatsApp, tapi tetap digaji sebagai "pegawai biasa".

Dilema Idealisme dan Realitas Ekonomi, menyelami benturan antara semangat idealisme dan tuntutan finansial. Banyak dosen masuk ke dunia akademik karena cinta ilmu, tapi realitas menunjukkan tagihan listrik, biaya publikasi, dan target akreditasi yang terus menuntut pengeluaran pribadi. Sertifikasi yang diharapkan membawa kesejahteraan, ternyata tak selalu menjamin perubahan signifikan. Sementara itu, kejaran publikasi internasional (Scopus, Sinta, dan kawan-kawan) menjadi ladang stres baru — yang kadang lebih banyak memproduksi frustrasi daripada ilmu.

BKD: Laporan atau Ladang Manipulasi?, mengungkap realitas pelaporan Beban Kerja Dosen (BKD) yang lebih mirip proyek penuh ketegangan dibanding sistem evaluasi kinerja. Formatnya tak pernah tuntas, sering berubah, dan kerap membuat dosen merasa kalah melawan Excel. “Upload BKD jangan lupa!” bukan lagi pengingat biasa, melainkan bentuk teror rutin yang menandai akhir semester. Baca Selengkapnya



Ads Place