Sindiran dari Baghdad: Graham Arnold Pertanyakan “Keistimewaan” Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Berita24.com - Di ruang konfere...
| Sindiran dari Baghdad: Graham Arnold Pertanyakan “Keistimewaan” Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 |
Berita24.com -Di ruang konferensi pers Stadion King Abdullah, dini hari Rabu (15/10/2025), pelatih timnas Irak, Graham Arnold, berbicara dengan nada yang tenang — tapi setiap katanya membawa sindiran tajam. Hasil imbang tanpa gol melawan i memastikan tuan rumah lolos ke Piala Dunia 2026, sementara Irak harus menempuh jalur playoff. Namun bagi Arnold, yang lebih mengusik bukan skor di papan, melainkan sistem yang menurutnya “tak adil sejak awal.”
“Tim-tim [Arab Saudi dan Qatar] yang mendapat jeda lima hari lolos, dan ini pertama kalinya dalam hidup saya melihat sistem seperti ini,” ujar Arnold, dikutip dari Winwin. “Ketika saya di Australia, kami diberitahu playoff akan diadakan di tempat netral, tetapi ternyata berbeda. Sangat disayangkan.”
Arab Saudi lolos sebagai salah satu dari dua tim terbaik di babak keempat kualifikasi zona Asia. Bermain di depan puluhan ribu pendukungnya sendiri di Jeddah, mereka hanya membutuhkan hasil imbang melawan Irak untuk mengunci tiket ke Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Hasil seri 0–0 pun cukup membawa “Al-Suqour Al-Khodhur” terbang ke putaran final.
Namun Arnold, yang sebelumnya sukses membawa Australia ke Piala Dunia 2022, menilai sistem yang memberi keuntungan besar kepada tuan rumah seperti Arab Saudi dan Qatar mengaburkan semangat fair play. Selain dukungan publik sendiri, kedua negara juga mendapat jeda istirahat antar-pertandingan yang lebih panjang daripada rivalnya — faktor yang di mata Arnold, menentukan hasil akhir.
Sindiran itu bukan sekadar luapan frustrasi. Bagi pelatih berpengalaman seperti Arnold, keadilan kompetisi adalah fondasi dari sepak bola internasional. “Tim yang bermain di kondisi berbeda sudah pasti terpengaruh. Ini bukan soal satu pertandingan, tapi tentang keseimbangan dalam turnamen,” katanya menegaskan.
Kini, Irak harus menatap babak kelima playoff zona Asia. Dua laga krusial melawan Uni Emirat Arab pada 13 dan 18 November mendatang akan menentukan apakah “Lions of Mesopotamia” masih punya peluang menuju Piala Dunia melalui jalur interkonfederasi.
“Kami harus segera melupakan pertandingan ini,” kata Arnold menutup konferensi pers. “Fokus kami sekarang adalah UEA. Dua pertandingan, dua peluang. Kami akan berjuang sampai akhir.”
Di balik sindiran tajamnya, terselip satu pesan yang lebih besar — bahwa dalam sepak bola Asia, perjuangan tak hanya terjadi di lapangan hijau, tetapi juga di balik sistem yang mengatur siapa yang benar-benar layak disebut juara.