Padahal BPOM sendiri telah mengeluarkan izin darurat penggunaan (EUA) vaksin Pfizer untuk usia remaja pada 2 Agustus lalu.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu mengatakan operasional vaksin remaja di lapangan lebih sulit daripada kategori usia lainnya. Hal ini karena rentang usianya lebih pendek.
"Kami belum memikirkan kebijakan, karena EUA sulit dilakukan. Pertama, karena range pendek 16-17 tahun, 18 tahun kan sudah, jadi secara operasional sulit," kata Maxi melansir CNN Indonesia, Rabu (10/8/22).
Maxi menuturkan bahwa EUA yang dikeluarkan BPOM tersebut hanya mengizinkan vaksin homolog atau sejenis. Sedangkan ia menyebut sekitar 90 persen remaja mendapatkan vaksin Sinovac.
"Kalau kita lakukan itu kasihan, yang dapat Pfizer cuma sedikit," tandasnya.
( Gambar : Reuters / Penulis : Redaksi Berita 24 )