Berita 24 Indonesia - Presiden Tsai Ing-wen dalam sebuah artikel untuk Urusan Luar Negeri menulis tentang kekhawatirannya jika Taiwan jatuh...
Taiwan yang diklaim oleh China sebagai wilayah
kedaulatannya, telah menghadapi peningkatan tekanan besar-besaran dari Beijing. China dengan 148 pesawat
angkatan udaranya
terbang ke zona pertahanan udara Taiwan selama beberapa hari terakhir.
China menyalahkan Amerika Serikat atas meningkatnya
ketegangan yang terjadi karena
membantu Taiwan dalam pasokan pertahanannya. Sedangkan Taiwan menyebut
China sebagai pelaku utama dalam situasi saat ini karena klaim sepihaknya dan masalah lainnya.
“Mereka
harus ingat, jika
Taiwan jatuh konsekuensinya akan menjadi bencana besar bagi perdamaian regional
dan sistem aliansi demokrasi. Ini akan menandakan bahwa dalam kontes nilai
global saat ini, otoritarianisme lebih unggul daripada demokrasi,” tulis Tsai di Foreign Affairs.
“Taiwan
adalah negara merdeka. Taiwan
tidak mencari konfrontasi militer, dan menginginkan hidup berdampingan secara
damai, stabil, dapat diprediksi, dan saling menguntungkan dengan tetangganya.” Tambahnya.
“Tetapi jika demokrasi dan cara hidupnya terancam, Taiwan
akan melakukan apa pun untuk mempertahankan diri. Rakyat Taiwan akan ‘bangkit’ jika keberadaan Taiwan terancam
setelah demokrasi tidak dapat dinegosiasikan.” Kata Tsai.
“Hampir
setiap hari gangguan oleh Tentara Pembebasan Rakyat, posisi kami dalam hubungan
lintas selat tetap konstan. Taiwan
tidak akan tunduk pada tekanan, tetapi juga tidak akan berubah menjadi
petualang, bahkan ketika ia mengumpulkan dukungan dari komunitas internasional.”
Sumber:
Reuters
Tags: Hubungan Diplomatik, Hubungan Bilateral, Konflik Taiwan vs China.