Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Responsive Ad

Model Satu Negara Dua Sistem China Ditentang, Taiwan: Kami Akan Memutuskan Masa Depan Sendiri

Berita 24 Indonesia - Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, dalam sebuah pernyataan balasan pada hari Minggu, (10/10) mengatakan bahwa Taiwan akan...


Berita 24 Indonesia - Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, dalam sebuah pernyataan balasan pada hari Minggu, (10/10) mengatakan bahwa Taiwan akan terus memperkuat pertahanannya untuk memastikan tidak ada yang bisa memaksa mereka menuruti keinginan China yang tidak menawarkan kebebasan maupun demokrasi.

 

Diklaim oleh China sebagai wilayahnya sendiri, Taiwan berada di bawah tekanan militer dan politik pemerintahan Beijing, termasuk misi angkatan udara China yang berulang kali melintasi zona pertahanan udara Taiwan, yang hingga sekarang menjadi perhatian Internasional.

 

Pada hari Sabtu, Presiden China, Xi Jinping berjanji untuk mewujudkan penyatuan kembali secara damai dengan Taiwan dan tidak secara langsung menyebutkan penggunaan kekuatan. Namun ditentang oleh masyarakat Taiwan dengan mengatakan bahwa mereka akan memutuskan masa depannya sendiri.

 

“Saya berharap untuk meredakan ketegangan di Selat Taiwan dan menegaskan Taiwan tidak akan bertindak gegabah.” Kata Tsai Ing-wen dalam rapat umum Hari Nasional.

 

Kami akan terus memperkuat pertahanan nasional dengan menunjukkan tekad kami untuk membela diri dan memastikan bahwa tidak ada yang bisa memaksa Taiwan untuk mengambil jalan yang telah ditetapkan China untuk kami, tambah Tsai.

 

China telah menawarkan model otonomi satu negara, dua sistem kepada Taiwan, seperti yang digunakannya dengan Hong Kong, tetapi semua partai besar Taiwan telah menolaknya, terutama setelah tindakan keras keamanan China.

 

Tsai memperingatkan bahwa situasi Taiwan lebih kompleks daripada di wilayah lain dalam 72 tahun terakhir.  Kehadiran militer China di zona pertahanan udara Taiwan telah secara serius mempengaruhi keamanan nasional dan keselamatan penerbangan.

 

Tsai juga mengawasi program modernisasi militer China dengan cara meningkatkan pertahanan dan pencegahannya, termasuk membangun kapal selam sendiri dan rudal jarak jauh yang dapat menyerang jauh ke China.

 

Semakin banyak yang kami capai, semakin besar tekanan yang kami hadapi dari China. Jadi saya ingin mengingatkan semua warga, bahwa kami tidak memiliki waktu untuk lengah. Taiwan berdiri di garis depan membela demokrasi.” Tambah Tsai.

 

Sumber: Reuters

 

Tags: Politik, Hubungan Diplomatik, Konflik China-Taiwan, Militer China.

Reponsive Ads