Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Responsive Ad

Satu Bulan Setelah Menaklukkan Kabul, Bagaimana Kabar Taliban Sekarang?

Berita 24 Indonesia - Tepat sebulan setelah pasukan gerilyawan Islam Taliban mengambil alih ibukota Afghanistan , Kabul, sekarang Taliban j...


Berita 24 Indonesia - Tepat sebulan setelah pasukan gerilyawan Islam Taliban mengambil alih ibukota Afghanistan, Kabul, sekarang Taliban justru menghadapi masalah yang menghinggapi negara baru.

 

Masalah yang dihadapi Taliban diantaranya adalah pembentukan pemerintahan baru hingga krisis ekonomi yang menakutkan bagi setiap negara. Taliban gagal memegang kendali dalam penguasaan cadangan ekonomi negara setelah bantuan dari barat selesai bersamaan dengan jatuhnya Afghanistan.

 

Saat ini diberlakukan pembatasan penarikan mingguan sebesar $200. Hal ini bertujuan untuk melindungi cadangan negara yang semakin menipis. Antrean panjang masih terbentuk di luar bank, dimana penduduk Afghanistan khawatir karena krisis tersebut.

 

Pasar dadakan muncul di mana orang-orang menjual barang rumah tangga di seluruh Kabul meskipun tidak ada pembeli. Kekeringan dan kelaparan mendorong ribuan orang dari pedesaan ke kota-kota, dan Program Pangan Dunia khawatir pasokan makanan akan habis pada akhir bulan.

 

Bahkan dengan miliaran dolar bantuan asing, ekonomi Afghanistan gagal mengalami pertumbuhan karena peningkatan populasi dan krisis lainnya. Banyak pengangguran bahkan para pekerja pemerintah pun tidak dibayar sejak Juli.

 

Setiap warga Afghanistan, anak-anak, mereka kelaparan, mereka tidak punya sekantong tepung atau minyak goreng, kata penduduk Kabul, Abdullah.

 

“Keamanan cukup baik saat ini, tetapi kami tidak mendapatkan apa-apa. Setiap hari, keadaan menjadi lebih buruk bagi kami, lebih pahit. Ini adalah situasi yang sangat buruk.” Kata seorang tukang daging di daerah Bibi Mahro, Kabul.

 

Reaksi dunia terhadap pemerintah Taliban dan pendukungnya tidak begitu baik. Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda pengakuan Internasional atau langkah-langkah untuk membuka blokir cadangan devisa yang disimpan di luar Afghanistan dengan lebih dari $9 miliar.

 

Selain itu, ada ketidakpercayaan mendalam terhadap tokoh-tokoh senior pemerintah seperti menteri dalam negeri Sirajuddin Haqqani, yang dinyatakan sebagai teroris oleh Amerika Serikat dengan hadiah $10 juta untuk kepalanya.

 

Sumber: Reuters

 

Tags: Perang Taliban, Perang Afghanistan, Krisis Ekonomi Afghanistan.

Reponsive Ads