Berita 24 Indonesia - Pandemi virus corona telah mempersulit pihak berwenang untuk tanggap dalam menangani bencana yang disebabkan oleh per...
Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah Bulan Sabit
Merah (IFRC) dalam sebuah laporan yang diterbitkan minggu ini mengatakan hampir
dari setengah bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim terjadi di kawasan
Asia-Pasifik.
“Pemulihan dari bencana alam jauh lebih sulit ketika Covid-19
masih terjadi disebagian wilayah dan langkah-langkah yang diambil untuk menanganinya,”
kata Maarten Van Aalst, direktur Pusat Iklim IFRC.
Contoh beban tambahan yang diberikan Covid-19 kepada mereka
yang menanggapi bencana adalah perlunya menjaga jarak sosial selama evakuasi
yang disebabkan oleh badai.
“Ketika topan super Amphan menghantam Bangladesh Mei tahun
lalu, kami membuka 14.000 pusat evakuasi, tiga kali lipat lebih banyak dari
jumlah normal untuk memastikan jarak fisik bagi 2,4 juta pengungsi,” kata
federasi Palang Merah.
“Ketika
Honduras dilanda dua badai berturut-turut pada November, mencegah penyebaran
virus corona menjadi lebih sulit karena pasokan air terputus dan mengganggu
langkah-langkah kebersihan dasar seperti mencuci tangan,” tambahnya.
“Tetapi
tanggapan terhadap pandemi virus corona telah menunjukkan bahwa tindakan
bersama dapat diambil di seluruh dunia dalam menghadapi bahaya,” kata Presiden IFRC
Francesco Rocca dalam sebuah pernyataan.
“Pengeluaran besar-besaran untuk pemulihan Covid-19
membuktikan bahwa pemerintah dapat bertindak cepat dan drastis dalam menghadapi
ancaman global. Sudah waktunya
untuk mengubah kata-kata menjadi tindakan dan mencurahkan energi yang sama
untuk krisis iklim,” tambah Rocca.
Sumber:
Reuters
Tags:
Perubahan Iklim, Cuaca Ekstrem, Bencana Alam, Penanganan Covid DitengahBencana.