Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Responsive Ad

Mutasi Virus Corona, Peneliti: Varian Mu Tidak Lebih Ganas Dari Varian Delta

Berita 24 Indonesia - Penyebaran mutasi virus corona terus berlanjut membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggunakan sistem penamaan a...


Berita 24 Indonesia - Penyebaran mutasi virus corona terus berlanjut membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggunakan sistem penamaan alfabet Yunani untuk melacak penyebaran mutasi baru Covid-19.

 

Beberapa mutasi bahkan telah ‘Kebal’ dengan cara yang lebih baik untuk bisa menginfeksi manusia atau menghindari perlindungan vaksin. Untuk sementara, para ilmuwan masih fokus menangani varian Delta yang sekarang menjadi varian dominan di seluruh dunia.

 

Namun dalam beberapa hari terakhir, para peneliti menemukan varian jenis baru yang dinamai Mu, yang diduga bisa menyamai bahkan melebihi tingkat penularan varian Delta.

 

Varian Mu dengan nama lain B1621, pertama kali diidentifikasi di Kolombia pada Januari. Namun 30 Agustus lalu, WHO menetapkannya sebagai Variant of Interest (VoI) karena beberapa mutasi terkait tingkat penularan dan resistensi terhadap vaksin.

 

Menurut WHO, varian Mu telah menyebabkan beberapa wabah yang lebih besar di Amerika Selatan dan Eropa. Sementara jumlah sekuens genetik yang diidentifikasi sebagai Mu telah turun di bawah 0,1 persen secara global.

 

Varian Delta bagi saya adalah yang paling mengkhawatirkan karena peningkatan penularannya, kata Kerkhove dikutip dari CNBC, Kamis, (9/9).

 

Badan kesehatan global juga akan terus memantau varian Mu untuk perubahan di Amerika Selatan, terutama di daerah di mana ia bersirkulasi bersama dengan varian Delta.

 

Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) dr. Gunadi, Sp.BA., Ph.D., mengatakan Covid-19 varian Mu tidak lebih ganas dari varian Delta.

 

Karena Delta dalam kategori Variant of Concern (VoC) levelnya tentunya di atas Mu yang kategori VoI,” ujar Gunadi dalam keterangan tertulis Humas UGM, Selasa, (7/9).

 

Gunadi menyampaikan, hasil riset awal menunjukkan varian Mu menyebabkan penurunan kadar antibodi netralisasi. Tapi, masih perlu adanya penelitian lebih lanjut. Namun saat ini varian Mu belum terdeteksi di Indonesia.

 

Covid-19 terus bermutasi dengan memunculkan varian-varian baru yang memiliki tingkat keganasan dan keparahan yang berbeda.

 

Kekebalan alami yang ditimbulkan oleh infeksi alamiah pasti ada, tapi seberapa besar bisa melindungi dari risiko terinfeksi varian lainnya diperlukan riset lebih lanjut.” Tambahnya.

 

Sumber: Reuters, Kompas.com

 

Tags: Covid-19,Varian Delta, Varian Mu, Mutasi Virus Corona.

Reponsive Ads