Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Responsive Ad

Calon Perdana Menteri Jepang Dorong Pembicaraan dengan Korea Utara Tentang Penculikan Warganya

Berita 24 Indonesia - Tiga dari empat kandidat calon perdana menteri Jepang selanjutnya mengatakan bahwa pembicaraan dengan pemimpin Korea U...


Berita 24 Indonesia - Tiga dari empat kandidat calon perdana menteri Jepang selanjutnya mengatakan bahwa pembicaraan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un diperlukan untuk menyelesaikan masalah saat warga negara Jepang diculik beberapa dekade lalu.

 

Mereka adalah Taro Kono, Fumio Kishida, dan Sanae Takaichi yang mengungkapkan pandangannya dalam sebuah forum. Sementara calon lainnya, mantan menteri kesetaraan gender Seiko Noda menekankan perlunya pemerintah memperkuat kemampuan pengumpulan intelijennya.

 

“Kami membutuhkan pembicaraan penting ketika kami berurusan dengan Korea Utara untuk bertukar pandangan dengan negara-negara seperti Amerika Serikat, China, Korea Selatan dan Rusia demi memastikan kita menuju ke arah yang sama.” Kata Kono.

 

Jepang secara resmi mencantumkan 17 warga negara yang telah diculik oleh agen Korea Utara tetapi mereka mencurigai bahwa korban penculikan yang dilakukan Korea Utara lebih banyak dari yang dilaporkan.

 

Sebelumnya pada tahun 2002, lima orang berhasil dipulangkan. Jepang terus mengupayakan pemulangan 12 sisanya. Namun Pyongyang mengklaim bahwa delapan diantaranya sudah meninggal dan empat lainnya tidak pernah memasuki Korea Utara.

 

Sanae Takaichi, calon paling konservatif di antara kandidat lainnya mengatakan bahwa dia akan mengupayakan pertemuan dengan pemimpin Korea Utara dengan menggunakan ‘semua cara’ tentang permasalahan penculikan ini.

 

“Saya akan mengadakan pembicaraan satu lawan satu, apa pun itu, bahkan jika itu berarti saya harus pergi ke sana,” kata Takaichi.

 

Forum berdurasi sekitar 90 menit itu membahas berbagai masalah mulai dari tingkat kelahiran yang menurun dan dukungan bagi warga Jepang yang terdampak pandemi virus corona serta reformasi partai yang berkuasa.

 

Jumlah bayi baru lahir mencapai rekor terendah sekitar 840.832 pada tahun 2020 dan jumlah rata-rata wanita hamil dan melahirkan juga turun untuk tahun kelima secara berturut-turut menjadi 1,34%.

 

Selama forum, Kono mengatakan pemerintah harus mempertimbangkan dukungan langsung untuk keluarga dengan banyak anak dengan mengurangi kekhawatiran mereka tentang biaya pendidikan di masa depan.

 

Kishida mengatakan pemerintah harus membantu keluarga dengan biaya pendidikan dan perumahan. Sementara Takaichi mengatakan, pemerintah akan menawarkan keringanan pajak ketika mereka mencari bantuan babysitter dan pembantu rumah tangga.

 

Sumber: JapanToday

 

Tags: Pemilu Jepang, PM Jepang, Jepang vs Korea Utara.

Reponsive Ads