Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Responsive Ad

Anggota ASEAN Frustasi Konflik Myanmar Tak Kunjung Selesai

Berita 24 Indonesia - Negara-negara Asia Tenggara dan Barat mendesak Myanmar untuk menahan diri dalam kekerasan dan pemberontakan nasional...


Berita 24 Indonesia - Negara-negara Asia Tenggara dan Barat mendesak Myanmar untuk menahan diri dalam kekerasan dan pemberontakan nasional terhadap pemerintahan junta militer.

 

Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) pada hari Selasa, (7/9) mengatakan bahwa mereka akan meluncurkan "perang defensif rakyat", untuk mengoordinasikan serta menyerukan kelompok-kelompok dan pejabat untuk beralih pihak memerangi pemerintah penguasa.

 

Hingga saat ini, belum ada laporan tentang kekerasan, meskipun pasukan pengamanan telah dikerahkan di Yangon, Myanmar. Sehari sebelumnya memang terjadi aksi protes dan bentrokan antara tentara dan pemberontak etnis minoritas.

 

“Semua pihak harus memprioritaskan keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Teuku Faizasyah kepada Reuters.

 

Indonesia telah mencoba menyelesaikan krisis di Myanmar yang dipicu ketika militer menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari silam.

 

Pasukan keamanan telah membunuh ratusan pendukung demokrasi yang memprotes dan beberapa penentang kekuasaan militer telah membentuk kelompok-kelompok bersenjata di bawah panji Tentara Pertahanan Rakyat.

 

Deklarasi NUG mendapat dukungan kuat di media sosial Myanmar. Tetapi hal ini bisa menjadi bumerang untuk mendapatkan bantuan dari negara-negara lain.Kata Richard Horsey, pakar Myanmar di International Crisis Group.

 

Negara-negara Barat telah menjatuhkan sanksi untuk menekan junta serta negara ASEAN juga melakukan upaya untuk solusi diplomatik. Tetapi karena kurangnya kemajuan dalam penyelesaian, beberapa anggota ASEAN merasa frustasi.

 

Saya hanya bisa mengatakan bahwa kami frustrasi karena konsensus lima poin tidak dapat dilaksanakan secepat mungkin.” Kata menteri luar negeri Malaysia Saifuddin Abdullah.

 

Sumber: Reuters

 

Tags: PM Myanmar, Presiden Myanmar, Junta Militer, Pemerintah Myanmar.

Reponsive Ads