Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Responsive Ad

Lawan! Wanita Afghanistan Tantang Kembali Pemerintahan Taliban

Berita 24 Indonesia - Wanita dan gadis Afghanistan yang telah memenangkan kebebasannya, kembali direnggut ketika pemerintahan Afghanistan b...


Berita 24 Indonesia - Wanita dan gadis Afghanistan yang telah memenangkan kebebasannya, kembali direnggut ketika pemerintahan Afghanistan berhasil ditaklukkan gerilyawan Taliban dalam perang yang berkepanjangan.

 

Ketika Taliban pertama kali memerintah Afghanistan pada tahun 1996 hingga 2001, interpretasi ketat mereka tentang hukum Islam terkadang ditegakkan secara brutal dengan menyatakan bahwa perempuan tidak dapat bekerja dan anak perempuan tidak diizinkan bersekolah.

 

Perempuan harus menutupi wajah mereka dan ditemani oleh kerabat laki-laki jika mereka ingin keluar dari rumah mereka. Mereka yang melanggar aturan terkadang mengalami penghinaan dan pemukulan di depan umum oleh polisi agama Taliban.

 

Sebelumnya hari Selasa, (17/8) pada konferensi pers pertama Taliban sejak merebut Kabul juru bicara Zabihullah Mujahid mengatakan dan berjanji perempuan akan memiliki hak atas pendidikan, kesehatan dan pekerjaan dibawah kepemimpinan kerangka syariah.

 

Janji tersebut secara khusus mengacu pada perempuan yang bekerja di media, Mujahid juga menambahkan hal itu tergantung pada undang-undang apa yang akan diperkenalkan oleh pemerintah baru di Kabul.


Aktivis pendidikan anak perempuan Afghanistan Pashtana Durrani (23) mewaspadai janji-janji Taliban. Ia mengatakan bahwa Taliban harus melakukan dialog dengan kaum perempuan, namun mereka tidak melakukannya.

 

“Jika mereka membatasi kurikulum, saya akan mengunggah lebih banyak buku ke perpustakaan online. Jika mereka membatasi internet, saya akan mengirim buku ke rumah. Jika mereka membatasi guru, saya akan memulai sekolah bawah tanah, jadi saya harus mencari jawaban atas solusi mereka.” Kata Durrani.

 

“Waktu telah berubah. Taliban sadar mereka tidak bisa membungkam kami, dan jika mereka mematikan internet, dunia akan tahu dalam waktu kurang dari 5 menit. Mereka harus menerima siapa kami dan menjadi apa kami.” Kata Khadijah, yang mengelola sekolah agama untuk anak perempuan di Afghanistan.

  

Beberapa wanita juga mengatakan bahwa salah satu ujian komitmen Taliban terhadap persamaan hak adalah dengan memberi mereka pekerjaan di bidang politik dan sebagai pembuat kebijakan.


Selama dua tahun terakhir, ketika pasukan asing berencana untuk menarik diri dari Afghanistan, para pemimpin Taliban membuat jaminan bahwa perempuan akan menikmati hak yang sama sesuai dengan Islam termasuk akses ke pekerjaan dan pendidikan.

 

Namun dalam beberapa hari terakhir, kenyataannya mungkin berbeda. Terjadi penentangan dari kaum perempuan di seluruh negeri. Penentangan itu mencerminkan generasi perempuan, terutama di pusat-pusat kota yang tumbuh dengan bersekolah dan mencari pekerjaan.

 

Sumber: Reuters

 

Tags: Kebijakan Baru Taliban, Pemerintahan Taliban, Siapa Pemimpin Taliban.

Reponsive Ads