Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Responsive Ad

Hari Terakhir Evakuasi, Militer Inggris Tinggalkan Bandara Kabul

Berita 24 Indonesia - Penerbangan terakhir militer Inggris berangkat pada Sabtu, (28/8) waktu setempat meninggalkan bandara Kabul setelah me...


Berita 24 Indonesia -
Penerbangan terakhir militer Inggris berangkat pada Sabtu, (28/8) waktu setempat meninggalkan bandara Kabul setelah mengevakuasi lebih dari 15.000 orang dalam dua minggu sejak Taliban menguasai Afghanistan.

 

Penerbangan terakhir yang membawa personel Angkatan Bersenjata Inggris telah meninggalkan Kabul.” Kata Kementerian Pertahanan Inggris.

 

Inggris mengatakan misi evakuasinya akan berakhir dalam beberapa jam dan tidak akan menerbangkan warga Afghanistan yang tidak memenuhi syarat.

 

Kita harus bangga dengan angkatan bersenjata kita, menyambut mereka yang datang untuk kehidupan yang lebih baik dan sedih untuk mereka yang ditinggalkan, kata Menteri Pertahanan Ben Wallace setelah penerbangan terakhir Inggris.

 

Inggris berada di pihak Washington sejak awal invasi AS ke Afghanistan untuk menggulingkan Taliban karena menyembunyikan militan al Qaeda di balik serangan 11 September 2001. Lebih dari 450 personel angkatan bersenjata Inggris tewas selama dua dekade penempatan di negara itu.

 

Presiden Joe Biden telah menetapkan batas waktu 31 Agustus bagi militer AS untuk meninggalkan Afghanistan, sementara pasukan sekutu termasuk Inggris memilih untuk pergi sebelum itu. Inggris juga telah menangguhkan operasi kedutaan di Afghanistan.

 

Wallace memperkirakan pada hari Jumat bahwa sekitar 1.100 warga Afghanistan yang telah bekerja dengan Inggris dan memenuhi syarat evakuasi berjanji untuk membantu mereka pergi melalui jalur darat.

 

Orang-orang seperti saya akan selalu menerima pesan dan teks dari teman-teman Afghanistan kami yang saat ini menderita. Kami menjalani ini dengan cara yang paling menyakitkan, kata Carter.

 

Kepala Angkatan Bersenjata Inggris Jenderal Nick Carter mengatakan Inggris dan sekutunya mungkin bekerja sama dengan Taliban di masa depan untuk mengatasi ancaman dari kelompok militan Negara Islam.

 

“Jika Taliban mampu menunjukkan bahwa mereka dapat berperilaku seperti pemerintah normal dan tidak berperilaku dengan ancaman teroris, kita mungkin akan menemukan bahwa kita (bisa) menjalin kerja sama,” kata Carter.

 

Tapi kita harus menunggu dan melihat. Tentu saja beberapa cerita yang kita dapatkan tentang cara mereka memperlakukan musuh mereka akan sangat sulit untuk bekerja sama dengan mereka saat ini.” Tambahnya.

 

Sumber: Reuters

 

Tags: Perang Taliban, Afghanistan vs Taliban, AS vs Taliban.

Reponsive Ads