Berita 24 Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta pemerintah daerah serius dalam menanggapi cuaca ekstrem ...
“Aksi
mitigasi dan adaptasi perubahan iklim butuh komitmen politik karena harus
dimulai dari kepala daerah yang diwujudkan dalam rencana pembangunan jangka
menengah daerah (RPJMD).” Kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati melalui siaran
pers yang diterima di Jakarta, Jumat (6/8) malam.
Menurut
Dwikorita, pemerintah daerah harus mempersiapkan kemungkinan terburuk dari
bencana alam serta dampak perubahan iklim, seperti badai tropis, banjir,
longsor, angin kencang, gelombang panas, dan kekeringan yang diprediksi akan
lebih sering terjadi dengan intensitas yang lebih kuat.
“Jika
komitmen hanya dilakukan satu daerah, hal tersebut menjadi kurang berarti. Kita
harus membangun persepsi bersama bahwa perubahan iklim ini adalah sebuah
kerisauan dan ancaman bersama yang juga harus dimitigasi bersama-sama, karena
dampaknya tidak mengenal batas administrasi. Masyarakat juga harus dilibatkan,
tidak hanya pemerintah.” Tambahnya.
Dalam keterangan pernyataan yang berbeda, BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak mempercayai isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan tersebut. Sebelumnya BMKG menanggapi informasi yang beredar tentang potensi Bibit Siklon Tropis di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam beberapa hari ke depan.
BMKG
menegaskan saat ini tidak terdeteksi adanya potensi badai tropis di wilayah
selatan Indonesia maupun di sekitar Australia.
BMKG
kemudian juga merilis daerah potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat dalam
sepekan ke depan (07-12 Agustus 2021) terdapat di wilayah:
Aceh, Sumatera
Utara, Riau, Sumatera Barat, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan
Barat, Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Tenggara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Sumber:
BMKG