Berita 24 Indonesia - Pihak keamanan Thailand mencoba bubarkan demonstran di depan kantor Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha hari ...
Polisi menggunakan
gas air mata, meriam air, dan peluru karet dalam menangani aksi tersebut.
polisi tidak mengungkapkan korban yang terluka dari pihak demonstran, tetapi 13
orang telah ditangkap.
Dalam bentrokan
tersebut, diketahui delapan anggota polisi dan satu reporter terluka. Demo aksi kemudian selesai pukul 6 sore, tetapi bentrokan terus terjadi hingga jam malam di
Bangkok, Thailand.
Polisi
turun tangan setelah beberapa pengunjuk rasa mencoba membongkar kawat berduri
dan barikade logam yang didirikan oleh pihak berwenang untuk memblokir jalan
dari Monumen Demokrasi ke Gedung Pemerintah tempat perdana menteri bekerja.
Wakil juru
bicara polisi Kissana Phathanacharoen mengatakan para pengunjuk rasa menyerang
polisi dengan bom pingpong, ketapel, juga petasan.
“Kami
mengikuti hukum, peraturan, dan sepenuhnya mematuhi standar internasional
dalam mengendalikan kerumunan.” Kata Kissana.
Demo aksi terhadap
perdana menteri telah diadakan dalam beberapa pekan terakhir oleh beberapa
kelompok termasuk mantan sekutu politik Prayuth. Frustrasi masyarakat tumbuh
atas meningkatnya infeksi virus corona dan kerusakan yang ditimbulkan pandemi
terhadap ekonomi.
Protes
tersebut menandai satu tahun sejak demo pertama yang dipimpin oleh kelompok
pemuda yang menarik ratusan ribu orang di seluruh negeri. Banyak pengunjuk rasa yang membawa kantong mayat tiruan sebagai sindiran terhadap kematian akibat virus
corona.
Thailand
melaporkan 11.397 infeksi dan 101 kematian pada hari Minggu, sehingga total
kumulatif menjadi 403.386 kasus dan 3.341 kematian, sebagian besar didominasi
oleh varian Alpha dan Delta Covid-19 yang sangat menular.
Sumber:
Reuters
Tags: Unjuk Rasa di Thailand, Pemerintah Gagal Mengatasi Covid-19, Covid-19 di Thailand.