Page Nav

HIDE

Ads Place 30 OKT 2024 - 28 NOV 2024

NATO Memperkuat Pesan G7 di China Terhadap Teriakan 'Fitnah' di Beijing

Berita 24 Indonesia, Brussels  - Para pemimpin NATO diperkirakan akan mencap China sebagai risiko keamanan bagi aliansi barat saat pertemuan...



Berita 24 Indonesia, Brussels
 - Para pemimpin NATO diperkirakan akan mencap China sebagai risiko keamanan bagi aliansi barat saat pertemuan pada Senin (14/6), sehari setelah negara-negara kaya dari kelompok tujuh (G7) yang dimana mengeluarkan pernayataan tentang hak asasi manusia di China dan Taiwan, yang menurut Beijing telah memfitah reputasinya

Sekretaris Jendral NATO Jens Stoltenberg mengatakan saat pertemuan akan dihadiri oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk pertama kalinya sebagai 'momen penting'. 

Anggota bertujuan untuk menunjukkan bahwa aliansi pertahanan berusia tujuh dekade, tetap menjadi dukungan utama bagi upaya Amerika Serikat untuk menegakkan perdamaian dan demokrasi di seluruh dunia, termasuk melawan China dan kebangkitan militernya. 

" Kami tahu bahwa China tidak memiliki nilai-nilai yang sama dengan kami. Kami perlu merespons bersama sebagai aliansi " Kata Sekretaris Jendral NATO Jens Stoltenberg saat tiba di Brussels, Senin (14/6/2021), dikutip dari reutes. 

Para diplomat mengatakan komunikasi terakhit KTT NATO tidak akan menyebut China sebagai musuh, dan Sekretaris Jendral NATO Jens Stoltenberg pun juga mengatakan China bukan musuh, tetapi akan menunjukkan keprihatinan sebagai tantangan 'sistematik' untuk keamanan Atlantik, karena bergabung dengan Rusia di latihan militer, dan meluncurkan serangan dunia maya dengan cepat membangun angkatan lautnya. 

" China semakin dekat dengan kami, kami melihat mereka di ruang siber, kami melihat China di Afrika, tetapi kamu juga melihat China berinvestasi besar-besaran dalam infrastruktur penting kami sendiri " Ujarnya, saat merajuk pada pelabuhan dan jaringan telekomunikasi. 

Pertemuan negara-negara G7 di Inggris selama akhir pekan memerahi China atas hak asasi manusia di wilaya Xinjiang, menyerukan Hing Kong untuk menjaga otonomi tingkat tinggi dan menuntut penyelidikan penuh, dan menyeluruh tentang asal usul virus Covid-19 .


Semenjak negara Rusia memulai dari Crimea tahun 2014 NATO telah memodernisasi pertahanannya, tetapi baru-baru ini mulai melihat lebih serius pada setiap potensi ancaman dari ambisi China. 

Dari investasi China di pelabuhan-pelabuhan Eropa dan rencana untuk mendirikan pangkalan militer di Afrika hingga latihan bersama dengan Rusia di Baltik.

NATO saat ini sepakat bahwa kebangkitan Beijing layak mendapat tanggapan yang kuat. 

Sementara itu, upaya Rusia untuk memecah belah Barat akan dilakukan melalui diskusi. hal tersebut dinyatakan oleh para diplomat saat menjelang pertemuan antara Presiden AS Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Selasa di Jenewa. 

" Hubungan antara NATO dan Rusia berada pada titik terendah, sejak berakhirnya perang dingin " Ungkap Stoltenberg kepada the times Radio, Minggu. 

Mengingat ancaman tersebut, para pemimpin berharap mendengar Presiden Biden berkomitmen kembali pada Amerika Serikat untuk pertahanan kolektif NATO setelah berpidato konfrontatif pendahulunya Donald Trump terhadap sekutu dari tahun 2017 hingga 2019 di KTT menciptakan kesan krisis. 

" Kami melihat kesediaan untuk menggunakan kekuatan militer terhadap tetangga; Ukraina, Georgia. Tetapi kami juga melihat serangan dunia maya. Kami melihat upaya untuk mencampuri proses demokrasi politik kami untuk merusak kepercayaan pada institusi kami, dan upaya untuk memecah belah kami " Katanya.

Presiden AS Bidden mangatakan pada hari Minggu sebelum terbang ke Brussels bahwa pihaknya percaya bahwa NATO sangat penting bagi kemampuannya untuk menjaga keamanan Amerika, dan Bidden ingin mengetahui bahwa NATO adalah kewajiban suci. 

(Sumber dan Foto : Reuters )


Ads Place