Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Responsive Ad

Pemerintah Sebut Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Tak Pengaruhi Konsumsi

ilustrasi kenaikan iuran BPJS Kesehatan. Foto : Instagram @infojkt24 Berita24.com - Pemerintah yakin kenaikan iuran BPJS Kesehatan pad...

ilustrasi kenaikan iuran BPJS Kesehatan. Foto : Instagram @infojkt24

Berita24.com - Pemerintah yakin kenaikan iuran BPJS Kesehatan pada 2020 tak akan mempengaruhi sektor konsumsi rumah tangga. Dimana, konsumsi rumah tangga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi RI.

Dilansir dari Republika.co.id, Besaran iuran BPJS Kesehatan yang berlaku mulai 1 Januari 2020 adalah Rp 42 ribu untuk peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan peserta Bukan Pekerja (BP) dengan layanan kelas III. Sedangkan, untuk PBPU dan Bukan Pekerja kepesertaan kelas II sebesar Rp 110 ribu dan kepesertaan kelas I sebesar Rp 160 ribu.

Besaran iuran untuk peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang ditanggung APBN maupun peserta yang didaftarkan oleh pemerintah daerah (PBI daerah) sebesar Rp 42 ribu yang telah berlaku sejak 1 Agustus 2019. Dimana, pemerintah pusat memberikan bantuan pendanaan kepada pemerintah daerah sebesar Rp 19 ribu per peserta. Hal tersebut dilakukan yakni untuk menutupi selisih kenaikan iuran pada tahun 2019.

Selain itu, tarif cukai rokok juga akan naik sebesar 23% yang akan berlaku mulai 1 Januari 2020. Menurutnya, pemerintah melalui alokasi APBN 2020 memberikan perhatian yang sangat besar terhadap program sosial itu.

Ia menambahkan, alokasi tersebut diantaranya program keluarga harapan (PKH), kartu prakerja hingga transfer ke daerah dan dana desa. Dimana, sektor konsumsi menyumbang kisaran 56-57% terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2019 mencapai 5,02% atau melambat sebesar 5,05% pada kuartal sebelumnya.

Walaupun melambat, ekonomi RI masih tergolong lebih baik dibandingkan dengan negara lain yang mengalami resesi ekonomi seperti Turki dan Argentina. Dimana, selama dua triwulan pertumbuban ekonominya tercatat negatif.

Selain itu, tekanan yang besar juga dialami oleh negara Jerman, Singapura, Amerika Serikat dan China.

Mau Kuliah dengan Beasiswa? Klik Disini 

Penulis : Handayani 

Reponsive Ads