Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Responsive Ad

World Bank Perkirakan Indonesia Rugi 56 Triliun Akibat Kemacetan

Ilustasi Kemacetan. Foto : instagram @voffice. Berita24.com - Bank Dunia memperkirakan kemacetan yang terjadi di Indonesia menimbulkan ...

Ilustasi Kemacetan. Foto : instagram @voffice.

Berita24.com - Bank Dunia memperkirakan kemacetan yang terjadi di Indonesia menimbulkan kerugian yakni paling sedikit US$ 4 miliar atau sekitar Rp 56 triliun (kurs Rp 14 ribu per dolar AS). Nilai itu setara dengan 0,5% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Dilansir dari Katadata.co.id, Senior Urban Economist World Bank Mark Roberts mengatakan, banyak kawasan perkotaan menunjukkan tanda-tanda tekanan kepadatan. Hal tersebut karena ketidakmampuan dalam mengelola urbanisasi. Salah satunya, kemacetan lalu lintas yang berdampak negatif terhadap kelayakan huni serta produktifitas masyarakat.

Dimana, asumsi kerugian itu dihitung dari waktu perjalanan dan konsumsi bahan bakar di 28 wilayah perkotaan. Sedangkan, untuk daerah Jakarta sendiri, Bank Dunia memperkirakan total kerugian akibat kemacetan mencapai US$ 2,6 miliar yakni setara dengan Rp 36 Triliun.

Mark mengatakan, prasarana yang ada tak memadai untuk menghubungkan wilayah pinggiran ke pusat kota, hal tersebut karena kurangnya investasi untuk pembangunan infrastruktur transportasi. Mark juga berpendapat, jaringan jalan dan kereta api Indonesia tak seluas di negara-negara lain.

Ditambah, biaya pengiriman kontainer di Indonesia juga masih terbilang mahal. Biaya pengiriman kontainer 6 meter di Indonesia dari Tanjung Priok ke Jayapura sebesar US$1000, Banjarmasin sebesar US$650, dan Padang sebesar US$600. Biaya tersebut lebih mahal jika dibandingkan dengan biaya pengiriman dari Tanjung Priok ke Guangzhou, Tiongkok yakni sebesar US$400.

Hal itu disebabkan oleh integrasi transportasi laut yang tak memadai sehingga mengakibatkan kinerja yang rendah pada pelabuhan yang menghubungkan pulau di Indonesia.

Selain itu, kemacetan lalu lintas juga menyebabkan polusi yang berdampak pada kawasan metro di Indonesia. Mark mengatakan, 20 dari 28 kawasan metro multi-distrik serta metro distrik-tunggal mencapai tingkat polusi udara yang tak aman pada tahun 2015.

Tingkat polusi tersebut pun dikaitkan dengan sejumlah penyakit serta efek kesehatan lainnya. Oleh sebab itu, Mark mengatakan, Indonesia rugi 3,5 persen dari PDB nasional akibat kematian dini.

Mau Kuliah dengan Beasiswa? Klik Disini

Penulis : Handayani

Reponsive Ads