Ilustrasi. Foto: complex.com Berita24.com – Seorang penduduk Los Angeles, Amerika Serikat (AS), meninggal karena penyakit paru-paru dan ...
 |
| Ilustrasi. Foto: complex.com |
Pejabat kesehatan AS memperingatkan penggunaan vaping memilki kaitan dengan kondisi paru-paru yang memburuk. Hal itu berbanding terbalik dengan kampanye yang selama ini digaungkan bahwa vaping lebih sehat dari rokok tembakau.
Selain di Los Angeles, kematian juga telah terjadi di Illinois, Indiana, Minnesota dan Oregon, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC). CDC kini tengah menyelidiki 450 kasus penyakit paru-paru lainnya yang mungkin disebabkan oleh penggunaan rokok elektrik (vape) di seluruh negeri.
Banyak sampel yang diuji sebagai bagian dari penyelidikan ternyata mengandung tetrahydrocannabinol (atau THC), komponen psikoaktif ganja. Sebagian besar sampel yang diuji dengan THC juga mengandung vitamin E asetat dalam jumlah yang signifikan, kata badan tersebut. Untuk itu CDC memperingatkan, bahwa vaping jauh dari kata ‘tidak berbahaya’.
Sedangkan, seorang peneliti dari National Institute of Public Health di Jepang mengungkapkan bahwa dalam salah satu rokok elektrik ditemukan karsinogen (kelompok zat yang dapat merusak DNA secara langsung dan memicu timbulnya penyakit kanker) 10 tingkat lebih tinggi daripada satu batang rokok biasa. Beberapa penelitian menemukan bahwa rokok elektrik dapat memicu inflamasi dalam tubuh, infeksi paru-paru dan meningkatkan risiko asma, stroke, serta penyakit jantung.
Berdasarkan beberapa penelitian tersebut dan melihat maraknya kasus kematian karena vape, maka banyak dokter dan ahli kesehatan menyarankan sebaiknya jangan lakukan vaping, karena tidak lebih baik dari merokok atau bahkan lebih berbahaya.
