Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Responsive Ad

Turki Deportasi Pengungsi Suriah Kembali ke Zona Perang

Seorang anak kecil tengah menangis disaat persiapan keberangkatan bus yang akan membawa mereka kembali ke zona perang Idlib, Suriah. Foto...

Seorang anak kecil tengah menangis disaat persiapan keberangkatan bus yang akan membawa mereka kembali ke zona perang Idlib, Suriah. Foto: Asia Times
Berita24.com – Pemerintah Turki mendeportasi pengungsi Suriah dengan memaksa mereka menandatangani formulir 'pengembalian sukarela' untuk dikirim kembali ke medan pertempuran di Idlib, Suriah, dilansir Asia Times.

Pengungsi Suriah di Turki, semakin dipandang sebagai beban bagi ekonomi Turki dan merupakan simbol kebijakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang gagal.

Tidak hanya laki-laki, namun juga ibu-ibu dengan anak-anak yang berada di jalan-jalan Istanbul, ditangkap dan disuruh kembali ke Suriah di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara rezim Suriah dan faksi-faksi pemberontak Islam.

Seorang ibu Suriah, Umm Omar, mengatakan dia sedang dalam perjalanan ke dokter untuk memeriksakan anaknya yang berusia empat tahun ketika dia ditangkap oleh polisi Turki di stasiun metro.

“Saya harus membawa putra kecil saya ke distrik Fatih untuk menemui dokter. Saya tahu ada tindakan penagkapan, tetapi saya berpikir polisi Turki akan melepaskan saya karena saya seorang wanita,” katanya kepada Asia Times. Akan tetapi, ternyata polisi Turki menangkap semua orang tanpa terkecuali.

Polisi membawa Omar dan putranya ke kantor polisi setempat, di mana dia mengatakan dia ‘diintimidasi’ untuk menandatangani formulir pengembalian sukarela. Mereka akan dikirim kembali ke zona perang Idlib, tempat Al-Qaeda berkuasa dan Rusia mendukung militer Suriah dalam serangan berkelanjutan.

“Saya pikir saya adalah satu-satunya wanita yang dideportasi dengan anaknya, tetapi kemudian saya terkejut melihat sekitar 18 wanita dan anak-anak mereka yang dideportasi sama seperti saya,” kata Omar.

Bus yang membawa pengungsi Suriah yang dideportasi, selama perjalanan tidak berhenti di tempat istirahat ataupun kamar mandi dan mereka diberi makan hanya sekali selama seluruh perjalanan 16 jam.

“Anak-anak menangis sepanjang jalan,” imbuh Omar, dalam sebuah pesan yang dikirim melalui Whatsapp dari Idlib, di mana dia telah berlindung sementara dengan keluarga yang dia kenal.

Reponsive Ads