Seorang anak kecil tengah menangis disaat persiapan keberangkatan bus yang akan membawa mereka kembali ke zona perang Idlib, Suriah. Foto...
Seorang anak kecil tengah menangis disaat persiapan keberangkatan bus yang akan membawa mereka kembali ke zona perang Idlib, Suriah. Foto: Asia Times |
Pengungsi Suriah di Turki, semakin dipandang sebagai
beban bagi ekonomi Turki dan merupakan simbol kebijakan Presiden Turki Recep
Tayyip Erdogan yang gagal.
Tidak hanya laki-laki, namun juga ibu-ibu dengan
anak-anak yang berada di jalan-jalan Istanbul, ditangkap dan disuruh kembali ke
Suriah di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara rezim Suriah dan
faksi-faksi pemberontak Islam.
Seorang ibu Suriah, Umm Omar, mengatakan dia sedang
dalam perjalanan ke dokter untuk memeriksakan anaknya yang berusia empat tahun
ketika dia ditangkap oleh polisi Turki di stasiun metro.
“Saya harus membawa putra kecil saya ke distrik
Fatih untuk menemui dokter. Saya tahu ada tindakan penagkapan, tetapi saya berpikir
polisi Turki akan melepaskan saya karena saya seorang wanita,” katanya kepada
Asia Times. Akan tetapi, ternyata polisi Turki menangkap semua orang tanpa
terkecuali.
Polisi membawa Omar dan putranya ke kantor polisi
setempat, di mana dia mengatakan dia ‘diintimidasi’ untuk menandatangani
formulir pengembalian sukarela. Mereka akan dikirim kembali ke zona perang Idlib,
tempat Al-Qaeda berkuasa dan Rusia mendukung militer Suriah dalam serangan
berkelanjutan.
“Saya pikir saya adalah satu-satunya wanita yang
dideportasi dengan anaknya, tetapi kemudian saya terkejut melihat sekitar 18
wanita dan anak-anak mereka yang dideportasi sama seperti saya,” kata Omar.
Bus yang membawa pengungsi Suriah yang dideportasi, selama
perjalanan tidak berhenti di tempat istirahat ataupun kamar mandi dan mereka
diberi makan hanya sekali selama seluruh perjalanan 16 jam.
“Anak-anak menangis sepanjang jalan,” imbuh Omar,
dalam sebuah pesan yang dikirim melalui Whatsapp dari Idlib, di mana dia telah
berlindung sementara dengan keluarga yang dia kenal.