Rokok. Foto : Merdeka.com Berita24 - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Professor Lukman Hakim menyebut, masalah rokok...
Rokok. Foto : Merdeka.com |
Dikutip dari Antara, Lukman menyebut jumlah korban rokok semakin tinggi, ditambah dengan adanya slogan "Quit or Die / berhenti sekarang atau mati" yang menunjukkan semakin parahnya kondisi ini.
Menurutnya, perokok akan ketagihan nikotin dan ketergantungan, ilmuwan harus berperan dalam mengatasi semakin bertambahnya jumlah perokok.
Ia menyebut, ilmuwan bisa melakukan penelitian mengenai masalah rokok dari luar negeri dan disesuaikan dengan kondisi Tanah Air agar berguna bagi masyarakat, khususnya perokok.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 dari Kementerian Kesehatan mencatat Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah perokok aktif terbesar di dunia, yakni dengan jumlah 68 juta jiwa.
World Health Organization (WHO) Report on the Global Tobacco Epidemic 2017 pun menyebut prevalensi perokok di Indonesia pada laki - laki sebesar 64,9% dan pada perempuan sebesar 2,1 %. Hal ini menjelaskan Indonesia sudah berada di level Darurat Rokok.
Ketua dan Pendiri Center for Healthcare Policy and Reform Studies (Chapters) Lutfi Mardiansyah menyebut, seharusnya pemerintah mengambil langkah yang konkret dari penelitian yang sudah dilakukan negara lain untuk menekan konsumsi rokok di Indonesia.
Menurutnya, untuk mengatasi permasalahan tersebut memang membutuhkan dukungan semua pihak, namun semua itu harus dimulai dari kebijakan yang kuat dari pemerintah dan berasal dari kajian karya ilmiah yang komprehensif.
Mau Kuliah dengan Beasiswa? Klik Disini
Penulis : Icha RF